Sabtu, 19 Maret 2011

ABK dan komplotan penjahat Eputobi

ABK itu singkatan dari Andreas Boli Kelen. Nama ini patut dikaitkan dengan komplotan penjahat Eputobi, yang pada Senin malam 30 Juli 2007 membunuh Yoakim Gresituli Ata Maran. Komplotan penjahat Eputobi itu dikepalai oleh adik kandungnya bernama Mikhael Torangama Kelen. Pada malam kejadian perkara pembunuhan tersebut, dia tidak berada di di Blou, tempat kejadian perkara. Tetapi dia memainkan peran yang sangat signifikan guna memblokir proses hukum atas Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya. Untuk urusan ini, dia berduet dengan Donatus Doni Kumanireng (DDK).

Setelah si ABK dijebloskan ke penjara Larantuka, ada saja orang yang bertanya kepada saya bagaimana tanggapan DDK atas kenyataan tersebut. Kepada mereka yang bertanya, saya katakan bahwa saya tidak tahu apa tanggapan si “aktor” yang satu itu. Di masa lalu, dia banyak melakukan perlawanan kepada keluarga korban dan Suku Ata Maran. Tetapi selama lebih dari satu tahun suaranya lenyap ditelan bumi. Padahal cukup banyak orang di Eputobi yang masih “berminat” dengan ocehan-ocehannya yang ngawur itu. Tetapi karena tak ada kelanjutan ceritera tentang ocehannya, ada saja orang yang bertanya-tanya: Ada apa dengan si DDK sehingga, suaranya pun tak terdengar lagi? Setelah si ABK dijebloskan ke bui, ada pula yang bertanya, “Mengapa si DDK tidak berjuang untuk membebaskan si ABK dari penjara?”

Pada hari si ABK masuk bui, DDK tak menampakkan diri di Larantuka. Pada hari itu, si ABK hanya diantar oleh isterinya dan beberapa orang dari kantornya. Pada hari itu, salah seorang bawahannya sempat meneteskan air mata. Katanya, karena rasa haru. Baru kali ini saya mendengar ceritera tentang ada orang yang merasa terharu menyaksikan seseorang masuk penjara. Dan hanya dia seorang itu yang mau menumpahkan air matanya untuk seorang koruptor. Entah, air mata apa itu namanya.

Lantas ke mana DDK, Mikhael Torangama Kelen, Lambertus Lagawuyo Kumanireng, dan ke mana pula anggota-anggota komplotan mereka, sehingga mereka tidak menyempatkan diri mengantar orang yang selama ini mereka andalkan untuk menutup perkara pembunuhan di Blou?

Setelah menerima surat keputusan dari Mahkamah Agung, si ABK menyempatkan diri ke Eputobi. Di makam kedua orang tuanya, dia memasang lilin. Dari sana dia langsung kembali ke Podor. Dia tidak mampir di rumah Anis Kelen. Dia juga tak mampir di rumah Mikhael Torangama Kelen. Dia juga tidak mampir di rumah siapa pun di kalangan orang-orang yang sekubu dengannya. Kehadirannya di Eputobi pada hari itu pun tak mendapat sambutan yang hangat dari siapa pun. Bahkan tanah Eputobi pun nyaris enggan untuk menerima tapakan kakinya. Tampak jelas bahwa dia menjadi orang yang tercampak dari kalangannya sendiri.

Sudah lama menjadi rahasia umum bahwa komplotan penjahat Eputobi itu terpecah-belah. Dan perpecahan itu tak dapat diatasi baik oleh ABK maupun oleh DDK. Di Eputobi, sejak lama Mikhael Torangama Kelen kehilangan wibawa. Protes dari salah seorang anggota BPD atas laporan pertanggungjawabannya, membuat pamor Mikhael Torangama Kelen kian pudar. Sementara itu di Kupang DDK pun terus menuai ketidakpercayaan dari pihak yang selama ini terkenal sebagai kalangannya. Lalu di Larantuka, si ABK menjalani hukuman penjara.

Hukuman yang sedang dijalaninya sekarang ini terbilang ringan. Hukuman lebih berat akan menimpanya. Pada hari-hari itu nanti, barulah dia merasakan betapa getirnya hidup di alam fana ini. ***