Senin, 16 April 2012

Makin banyak pihak yang menaruh perhatian pada kasus pembunuhan itu

Makin lama makin banyak orang yang merasa prihatin dengan bertele-telenya penanganan perkara pembunuhan Yoakim Gresituli Ata Maran. Makin lama makin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kasus pembunuhan yang terjadi di Blou pada Senin malam, 30 Juli 2007 itu. Dukungan kepada keluarga korban untuk terus berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan pun terus bermunculan. Keluarga korban terus diingatkan untuk tidak boleh mendiamkan kejahatan yang dilakukan oleh Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotan pembunuhnya. Memang, kita tidak boleh diam terhadap kejahatan itu. Selain tidak etis, mendiamkan kejahatan menunjukkan kelemahan iman. Melawan kejahatan adalah sikap hidup orang beriman.

Menarik bahwa dukungan terhadap keluarga korban untuk memperjuangkan tegaknya kebenaran dan keadilan tidak hanya datang dari masyarakat Lewoingu, tetapi juga dari berbagai pihak di luar lingkup Lewoingu. Dukungan itu bersifat lintas etnis dan lintas agama. Pembunuhan yang menewaskan Yoakim Gresituli Ata Maran itu merupakan suatu problem kemanusiaan universal. Kejahatan kemanusiaan itu dengan sendirinya mengundang perhatian dari sesama manusia, dari berbagai pihak yang punya cita rasa kemanusiaan dan iman yang dewasa. Yang mereka berikan bukan sekedar perhatian biasa, tetapi perhatian yang mendalam. Perhatian mendalam itu ditandai dengan upaya menyelidiki dengan cermat untuk menemukan kebenaran. Upaya mereka itu melengkapi kebenaran-kebenaran yang selama ini sudah ditemukan oleh tim investigasi dari pihak keluarga korban. Dengan demikian, peta kejahatan yang dilakukan oleh Mikhael Torangama Kelen itu diperjelas. Yang belum jelas hingga kini ialah upaya-upaya nyata dari para penyidik Polres Flores Timur untuk melanjutkan proses hukum atas para keempat tersangka. Juga belum jelas apakah para penyidik mau memproses orang-orang lain yang juga terlibat dalam peristiwa pembunuhan tersebut. Selama ini mereka hanya pasrah pada kebohongan Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya. Selama ini mereka pun hanya terpaku pada apa yang mereka sebut sebagai kendala, yaitu penarikan kembali keterangan oleh si saksi mahkota, Petrus Naya Koten. Padahal terbuka cara-cara yang dapat digunakan untuk mematahkan segala dusta yang diperlihatkan oleh Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya itu. Bertele-telenya penanganan perkara pembunuhan tersebut merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa oknum-oknum tertentu dalam jajaran aparatur penegak hukum di negara ini gampang diperdaya oleh para pelaku kejahatan. Mereka gampang diperdaya oleh kebohongan yang dilakukan oleh para pelaku pembunuhan tersebut. Padahal kebohongan demi kebohongan yang selama ini diperlihatkan oleh para penjahat Eputobi itu sangat dangkal.

Dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan, melalui jalur hukum, pihak keluarga korban menghadapi tantangan besar berupa kekuatan-kekuatan jahat yang cukup terorganisir, yang berusaha menghalangi proses hukum atas para tersangka. Termasuk dalam kekuatan-kekuatan jahat itu adalah jaringan mafia hukum. Kekuatan-kekuatan jahat itu harus terus dihadapi hingga dapat dihancurkan agar tak lagi menjadi kendala yang menghalangi penegakan kebenaran dan keadilan melalui proses hukum. Dukungan dari berbagai pihak memotivasi keluarga korban untuk terus berjuang demi kebenaran dan keadilan. Keluarga korban tak akan diam saja terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya. Keluarga korban tak akan diam saja terhadap segala upaya untuk menutup-nutupi kasus pembunuhan tersebut. Banyak jalan menuju kebenaran dan keadilan. ***