Senin, 17 November 2008

Apa Yang Diinginkan Oleh Penjahat-Penjahat Eputobi Itu? (Bagian Kedua dari Tiga Tulisan)

Dalam hari-hari selanjutnya Mikhael Torangama Kelen dan kawan-kawan menggencarkan penyebaran kabar bohong tentang sebab kematian Akim Maran. Ikut aktif dalam barisan penyebar kebohongan itu adalah Donatus Doni Kumanireng. Dua minggu setelah kematian Akim Maran, orang ini muncul di Eputobi. Pada tanggal 16 Agustus 2007 dia pun terlibat dalam suatu rapat gelap yang diselenggarakan di rumah Lambertus Lagawuyo Kumanireng. 

Di kemudian hari Donatus Doni Kumanireng menulis di internet bahwa kematian Akim Maran itu akibat kepasa' (sumpah) yang dibuat oleh pihak Kumanireng pada hari Jumat, 19 Mei 2006. Baginya, karena sumpah Kumanireng itulah maka Akim Maran mengalami kecelakaan dan tewas di Blou. Tampak di sini, bahwa dia sendiri yang membuka mata publik bahwa yang merancang kematian Akim Maran adalah pihak Kumanireng.

Setelah terungkap bahwa Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya, termasuk beberapa orang dari suku Kumanireng, yang menewaskan Akim Maran pada Senin malam, 30 Juli 2007, si Donatus Doni Kumanireng pun berjuang keras untuk menutup-nutupinya. Dalam rangka itu dia pun tak segan-segan menghina, memfitnah, dan menjelek-jelekkan pihak keluarga korban dengan kata-kata kotor. Dia juga sibuk memutarbalikkan fakta-fakta tentang sebab terjadinya kekacauan dan kerusakan sosial budaya yang terjadi di kampung Eputobi dan tentang sebab kematian Akim Maran. Pendek kata, dia menggunakan metode "lempar batu sembunyi tangan dan kambing hitam." Tetapi mudah bagi pihak masyarakat beradab di kampung Eputobi untuk membuktikan bahwa Donatus Doni Kumanireng adalah salah satu pentolan dalam gerakan pengacauan dan pengrusakan kampung Eputobi.

Upaya pemutarbalikan fakta-fakta tersebut muncul pula dalam SMS-SMS yang berasal dari kubu komplotan penjahat Eputobi itu. Isi SMS-SMS mereka penuh dengan penghinaan, fitnah dan kata-kata kotor yang dialamatkan kepada pihak keluarga korban kejahatan Senin malam 30 Juli 2007. Meskipun bergonta-ganti nomor, sebagian besar SMS itu berasal dari orang yang itu-itu juga. (Bersambung)