Senin, 17 November 2008

Apa Yang Diinginkan Oleh Penjahat-Penjahat Eputobi Itu? (Bagian Terakhir dari Tiga Tulisan)

Dalam SMS, mereka tidak lagi berbicara tentang kecelakaan lalulintas sebagai penyebab kematian Akim Maran. Tetapi mereka tetap berusaha menutup-nutupi kenyataan, bahwa Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya dari suku Kumanireng dan lain-lain itu sebagai pembunuh Akim Maran. Sejak beberapa waktu lalu mereka juga mengakui bahwa kematian Akim Maran itu akibat pembunuhan. Tetapi menurut mereka, yang membunuh Akim Maran bukan Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya. Sebagai gantinya, mereka menyebut beberapa nama. Dan mereka pun ingin agar pihak keluarga korban percaya akan informasi yang mereka sampaikan melalui SMS itu. Si pengirim SMS juga menyinggung adanya tiga bukti. Tetapi seperti apa tiga bukti itu tidak disebutkan.

Anehnya nama-nama orang yang mereka sebut sebagai pembunuh Akim Maran dan bukti-bukti versi mereka itu tidak diserahkan kepada pihak berwajib. Malah nama-nama itu diadukan ke RRM. Ya, salah alamat. Jelas bahwa kata-kata mereka itu hanyalah pelipur lara murahan bagi diri mereka sendiri. Semua upaya ini mereka lakukan untuk memenuhi keinginan mereka untuk lolos dari jerat hukum.

Nah siapa yang mau percaya akan kata-kata yang diucapkan oleh para penjahat itu? Pihak Ata Maran dan seluruh lapisan masyarakat beradab di kampung Eputobi dan sekitarnya tentu tidak mau dan tidak akan mempercayai kebohongan-kebohongan yang disebarluaskan oleh mereka. Tidak ada satu pun orang berakal sehat di Eputobi dan sekitarnya yang mau dibodohi oleh para penjahat itu. Hanya orang-orang berakal tidak sehat yang menelan bulat-bulat kata-kata mereka itu. Hanya orang-orang yang takut tidak kebagian raskin dan blt yang mengamini kata-kata para penjahat itu. Hanya tikus-tikus yang diberi kesempatan untuk ikut menggerogoti iuran pasar dan uang desa Lewoingu yang percaya pada kata-kata dusta yang diucapkan oleh para penjahat Eputobi itu.

Lantas seperti apa persisnya keinginan para penjahat itu? Jawaban atas pertanyaan ini ada empat. Pertama, pada masa sebelum hari Jumat 18 April 2008, mereka ingin agar perbuatan jahat yang mereka lakukan pada Senin malam 30 Juli 2007 dengan korban tewas Akim Maran itu tidak perlu dipersoalkan oleh siapa pun. Untuk itu mereka memaksa publik untuk percaya bahwa kematian Akim Maran murni karena kecelakaan lalulintas. Kedua, selama Mikhael Torangama Kelen dan kawan-kawannya ditahan di Polres Flores Timur, mereka ingin agar saksi mata menarik kembali keterangannya yang sudah di-BAP-kan. Untuk itu mereka memaksakan kehendak mereka pada saksi mata itu. Dengan ini mereka ingin membuktikan bahwa Mikhael Torangama Kelen dan kawan-kawannya bukan pembunuh Akim Maran. Ketiga, pasca 16 Agustus 2008, mereka ingin mengkambinghitamkan orang-orang lain sebagai pembunuh Akim Maran. Keempat, mereka ingin memaksa pihak keluarga korban untuk percaya akan kebohongan-kebohongan yang selama ini mereka ciptakan dan sebarluaskan. Untuk itu ada orang-orang tertentu yang disuruh untuk melobi RRM di Jakarta. Jika mereka berhasil melobi RRM, mereka bermaksud meminta RRM untuk mengakui bahwa pihak Ata Maran yang salah. Dan karena itu pihak Ata Maran diharapkan mau meminta maaf kepada mereka. Jika ini terjadi, maka, menurut mereka, urusannya selesai.

Terhadap semua itu saya hanya ingin mengatakan, bahwa orang yang sangat bodoh pun tidak akan mau memenuhi permintaan para penjahat itu. Apakah kalian kira, bahwa pihak Ata Maran dan segenap kekuatan pendukungnya begitu bodohnya sehingga mau tunduk pada tekanan kalian yang tidak tahu diri itu? Memang kalian mengira bahwa kalian itu yang menentukan arah perkembangan Lewoingu, sehingga kalian pun ingin mendiktekan pihak Ata Maran untuk mengikuti kehendak kalian?

Lalu, saya pun perlu menambahkan kata-kata seperti ini, "Enyahlah hai para penjahat Eputobi, kalian adalah sampah masyarakat yang tidak berguna bagi kelangsungan dan kelestarian hidup budaya Lewoingu." ***