Tidak hanya orang bejenis kelamin laki-laki yang menjadi anggota komplotan penjahat Eputobi yang dipimpin oleh Mikhael Torangama Kelen. Ada pula orang berjenis kelamin perempuan yang ikut bergabung ke dalam komplotan tersebut. Salah satunya hadir di Blou ketika Yoakim Gresituli Ata Maran dibunuh.
Kehadiran seorang perempuan di tempat kejadian perkara (TKP) di Blou pada malam kejadian perkara (30/7/2007) sudah lama terpantau. Warna baju yang dikenakannya ketika hadir di TKP pun dapat dipantau. Dia hadir di pondok yang berjarak tujuh puluh meter di sebelah utara jalan raya. Dan dia tahu persis siapa saja yang terlibat dalam aksi penganiayaan terhadap Yoakim Gresituli Ata Maran.
Siapakah perempuan itu? Dia bukan dewi malam. Dia adalah seorang perempuan yang sudah biasa “bermain dalam gelap.” Maka dia pun mau menghadirkan diri di arena gelap tempat pembantaian itu terjadi.
Dia adalah seorang perempuan yang pernah mengatakan bahwa kematian Yoakim Gresituli Ata Maran murni karena kecelakaan lalu lintas, bukan karena sebab-sebab lainnya. Di kubunya, dia terkenal sebagai seorang aktivis yang tak pernah ketinggalan dalam berbagai aksi untuk menutupi kejahatan yang disaksikan dengan matanya sendiri di Blou pada Senin malam 30 Juli 2007. Setelah aksi-aksi tersebut tidak membuahkan hasil, dia pun tidak lagi banyak berkicau. Sebelum tanggal 30 Juli 2007, perempuan yang satu itu pun hadir dalam pertemuan-pertemuan yang merencanakan pembunuhan tersebut.
Siapakah perempuan yang satu itu, sehingga ikut pergi ke Blou pada malam itu untuk menghadiri acara pembunuhan tersebut? Jawabannya begini, Dia adalah selingkuhan alias simpanan dari salah seorang aktor yang menghabisi Yoakim Gresituli Ata Maran. Maklum, mereka sudah biasa “bermain bersama dalam gelap”. Maka bersama pula mereka berada dalam gelap malam di Blou. ***