Senin, 21 Januari 2008

Pelayanan Yang Sangat Baik di MABES POLRI

Kasus kejahatan yang menyebabkan kematian adik saya, Yoakim Gresituli Ata Maran (biasa dipanggil Akim Maran) membuat saya perlu ke MABES POLRI di Jl. Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, dekat Blok M, Jakarta Selatan. Dulu pada era 80-an saya pernah ke situ, untuk mewawancarai seorang perwira tinggi, untuk penulisan suatu artikel di majalah Psikologi Populer ANDA. Perwira tinggi itu menerima saya dengan sangat baik. Tutur katanya menunjukkan, beliau adalah orang yang cerdas. Sikapnya yang ramah membuat saya nyaris lupa bahwa saya sedang berhadapan dengan seorang Jenderal Polisi. Dari wawancara itu, saya tahu bahwa beliau adalah seorang "kutu buku." Tak jarang, kata-kata yang dia sampaikan kepada saya, dalam obrolan itu, dia lengkapi dengan referensinya pada buku-buku tertentu. Dalam hati, waktu itu, saya langsung mengakui, Pak Polisi ini orang yang hebat dan cocok menempati posnya itu.

Sosok Pak Polisi yang baik, ramah, dan cerdas itu muncul kembali dalam layar memoriku, ketika saya melangkahkan kaki memasuki halaman MABES POLRI, hampir seminggu lalu. Tetapi kali ini saya tidak bermaksud menemui seorang Jenderal Polisi. Saya hanya ingin mencek perkembangan pemrosesan laporan yang saya ajukan beberapa waktu lalu. Setelah menerangkan kepada Pak Udin, penjaga pintu masuk-keluar, di Bagian Reskrim, saya pun diizinkan masuk. Sesuai petunjuk Pak Udin, saya membawa langkah saya ke Tata Usaha. Di Tata Usaha itulah semua surat masuk mulai diproses.

Di tata usaha, saya diterima dengan sangat ramah, oleh seorang ibu dan seorang pria yang tampak masih muda. Saya dipersilahkan duduk. Kata ibu itu, "mari duduk dulu pak, baru bicara apa yang diperlukan." Saya lalu duduk. Dalam suasana santai, saya menanyakan apakah surat saya sudah sampai di sini? Surat itu saya kirim pakai Kilat Khusus, kata saya.

"Atas nama siapa?" Tanya ibu itu. "Atas nama saya," jawab saya. Saya lalu ceritera sedikit tentang kejahatan yang menyebabkan kematian adik saya pada akhir Juli 2007. Ibu itu lalu menjelaskan, "banyak pengaduan yang masuk ke sini." Kemudian dia pun bertanya, "Mengapa ya, orang tega membunuh orang lain? Mengapa ada orang yang jahat seperti itu?"

Pertanyaan-pertanyaan itu tentu tak bisa saya jawab. Karena, itu juga menjadi pertanyaan dalam diri saya. Banyak orang juga mempertanyakan hal yang sama. Yang jelas, kejahatan berat, seperti pembunuhan terencana pun kini terjadi di daerah pedesaan di Flores Timur, NTT. Sementara, aparat kepolisian setempat tidak selalu mampu menanganinya dengan cepat dan tepat.

Pria muda itu lalu mengambil buku agenda surat masuk. Sambil membuka halaman-halaman buku agenda itu, dia bilang, surat masuk ke sini banyak sekali. Satu hari bisa 300 surat yang masuk.

Setelah menelusuri satu per satu catatan surat masuk, nama saya sebagai pengirim akhirnya ditemukan. Dari ruangan itu, saya lalu diarahkan ke ruangan lain lagi di lantai 2. Di situ pun saya mendapat pelayanan yang sangat baik. Kemudian, saya diarahkan lagi ke suatu ruangan lain lagi, karena surat saya kini berada di situ untuk diproses lebih lanjut. Di situ pun saya lagi-lagi memperoleh pelayanan yang sangat baik. Seorang ibu, yang bertugas di ruangan ini, menjelaskan kepada saya status surat saya saat ini, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya sehubungan dengan surat itu.

Saya senang mendengar penjelasan semacam itu. Saya senang dengan keramah-tamahan mereka dalam memberikan pelayanan kepada warga negara yang membutuhkannya. Saya kemudian membawa langkah kaki saya keluar dari Bagian Reskrim. Di pintu keluar, saya melihat Pak Udin tetap setia berada di posnya. Kepada Pak Udin, saya bilang, "Terima kasih, pak, saya pamit dulu, minggu depan baru ke sini lagi untuk mencek perkembangan."

Ketika melangkah keluar Markas Besar Kepolisian RI siang itu, dalam hati saya berkata, andai saja petugas di kantor-kantor polisi di daerah-daerah pun memberikan pelayanan sebaik di sini, citra polisi sebagai abdi masyarakat sungguh terwujud. Pelayanan yang baik, yang ramah, dan yang efektif, itu yang sangat diharapkan rakyat Indonesia, baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun yang tinggal di daerah pedesaan.

Salam hangatku untuk semua Polisi RI dan semua stafnya.