Kamis, 10 Januari 2008

SELAMAT DATANG DI BLOG ATA MARAN

Melalui blog ini, saya ingin memperkenalkan Suku Ata Maran (biasa dingkat: Suku Maran) dan kebudayaan Lewoingu ke seluruh dunia. Ata Maran adalah nama suatu suku yang anggota-anggotanya tinggal di beberapa desa di Flores Timur, khususnya di Lewoingu.
Lewoingu adalah nama suatu desa di Kabupaten Flores Timur. Tetapi yang disebut Lewoingu itu sebenarnya mencakup beberapa kampung dan desa, yaitu Kampung Eputobi (desa Lewoingu), Riang Duli, Riang Kung, dan desa Lewolaga. Di Eputobi, Riang Duli, Riang Kung, dan Lewolaga itulah anggota-anggota Suku Ata Maran hidup dan mengembangkan diri. Bersama Suku Lewolein, Doweng One'eng, Suku Ata Maran menjadi pemimpin adat di kampung-kampung dan desa tersebut.
Ketiga suku tersebut berasal usul dari nenek moyang yang sama. Anggota-anggota dari ketiga suku itu adalah keturunan tokoh pendiri Lewoingu, yaitu Gresituli. Maka, ketiga suku itu pun memiliki sebutan yang sama, yaitu Lewoema. Tetapi sebutan Lewoema itu sudah jarang dipakai.
Lewoingu adalah suatu istilah yang khas. Disebut khas, karena istilah itu merupakan paduan dari dua kata dari dua bahasa yang berbeda. Istilah "lewo" (=kampung) berasal dari bahasa Lamaholot, sedangkan istilah "ingu" (=pelihara, rawat) berasal dari bahasa Jawa. Gresituli memberikan nama kampung yang didirikannya Lewoingu, karena kampung itu dimaksudkan untuk memelihara, merawat setiap orang yang menjadi warganya, agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang manusiawi. Orang Lewoingu mendasarkan hidupnya pada nilai-nilai luhur.
Melalui blog ini, saya bermaksud mempromosikan kekhasan Suku Ata Maran dan nilai-nilai khas budaya Lewoingu, dan mendiskusinya dengan mereka yang menaruh perhatian pada artikel-artikel yang disajikan dalam blog.
Selamat membaca
Rafael Raga Maran