Senin, 18 April 2011

Ke mana raibnya alas kaki korban pembunuhan di Blou, Flores Timur?

Ketika ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam parit di pinggir ruas jalan di Blou Flores Timur, pada Selasa pagi 31 Juli 2007, Yoakim Gresituli Ata Maran mengenakan celana jean dan kaos berwarna biru. Arloji digital berwarna hitam tetap melingkar di lengan kirinya. Tetapi alas kakinya berupa sendal merek Omega berwarna hitam tidak menempel pada kedua telapak kakinya. Sendalnya tidak ditemukan di tempat dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sendalnya juga tidak ditemukan di pondok, tempat dia dianiaya, disiksa secara sangat kejam oleh Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya. Hingga hari ini, alas kaki korban pembunuhan di Blou itu belum juga ditemukan.

Kemana raibnya sendal tersebut? Pada hari Selasa pagi 31 Juli 2007, sendal Omega berwarna hitam itu berada di Eputobi, tepatnya di rumah Lambertus Lagawuyo Kumanireng. Pagi itu sendal tersebut dipakai oleh Lambertus Lagawuyo Kumanireng. Setelah Yoakim Gresituli Ata Maran berhasil dilumpuhkan di sebuah pondok, sendalnya pun langsung dikuasai oleh Lambertus Lagawuyo Kumanireng. Orang ini yang membawanya ke Eputobi. Dan pada Selasa pagi, dia mengenakannya sebagai alas kakinya. Sebelumnya dia tidak pernah memiliki sendal berwarna hitam bermerek Omega.

Pada Selasa 31 Juli 2007 pagi hingga menjelang siang, Lambertus Lagawuyo Kumanireng dan Mikhael Torangama Kelen beberapa kali mondar-mandir Eputobi-Blou dalam rangka menghilangkan jejak kejahatan mereka. Ya, dua gembong penjahat Eputobi itu berusaha mengatur berbagai strategi untuk menutup kejahatan yang mereka lakukan pada Senin malam 30 Juli 2007. Ceritera Lambertus Lagawuyo Kumanireng bahwa pagi itu dia dan Mikhael Torangama Kelen pergi ke Maumere, itu merupakan bagian dari dongeng yang dengan sengaja mereka ciptakan untuk menghilangkan jejak. Pada suatu momen setelah kembali dari Blou, Lambertus Lagawuyo Kumanireng dan Mikhael Torangama Kelen berpisah jalan. Pada pagi hari Selasa itu, Lambertus Lagawuyo Kumanireng kepergok sedang berjalan dari arah pantai menuju kampung Lewolaga.

Termasuk dongeng adalah ceritera bahwa jenazah korban ditemukan pada pukul 09.00 pagi hari Selasa 31 Juli 2007 oleh Moses Hodung Werang. Mulanya kami percaya bahwa Moses Hodung Werang adalah penemu jenazah Yoakim Gresituli Ata Maran. Tetapi dari hasil investigasi lanjutan, kami mengetahui bahwa Moses Hodung Werang itu bukan orang yang menemukan jenazah korban. Dia tidak berada di Blou pada pukul 09:00 pagi hari Selasa itu. Dia adalah orang yang diperalat oleh para penjahat Eputobi itu untuk berlaku sebagai penemu jenazah korban pada pukul 09:00 pagi hari tersebut. Dari salah seorang saudaranya, kami mengetahui bahwa dia mendapat banyak tekanan. Ya, sejak pagi hari Selasa di Blou itu dia berada dalam ancaman dan tekanan.

Kembali ke soal sendal korban. Setelah orang-orang di Eputobi bicara tentang raibnya sendal dari kaki korban, Lambertus Lagawuyo Kumanireng takut kalau jejak keterlibatan aktifnya dalam pelaksanaan pembunuhan di Blou itu mudah terdeteksi. Maka dia pun membuang sendal itu. Itulah sebabnya sendal itu pun raib hingga kini.

Selanjutnya kita menunggu kejujuran dari pelaku pembunuhan tersebut. ***