Senin, 09 Maret 2009

Gagalnya Skenario Kerasukan

 

Untuk menghindari diri dari tanggungjawab hukum, segala macam cara coba ditempuh oleh pihak tersangka pembunuhYoakim Gresituli Ata Maran. Berbagai skenario mereka rancang dan coba mereka terapkan. Namun sejauh ini skenario-skenario mereka gagal membuahkan hasil, termasuk skenario kerasukan yang coba mereka terapkan beberapa waktu lalu.

Ceriteranya pada hari Rabu malam, 4 Maret 2009, Ice Oyang, isteri dari Kamilus, kepala SDK Eputobi, mengalami kerasukan atau beloding, menurut istilah masyarakat Flores Timur. Kerasukan bukanlah fenomena baru dalam kehidupan masyarakat Eputobi. Dari tahun ke tahun sejak tempo doeloe fenomena itu terjadi dengan pola yang kurang lebih sama.

Kerasukan terjadi, karena ada yang merasuki dan ada yang dirasuki. Yang biasa terjadi di kampung Eputobi, yang merasuki adalah orang yang dikenal sebagai praktisi ilmu sihir atau ilmu hitam. Karena alasan tertentu dia merasuki seseorang. Ketika melakukan kegiatan merasuk itu dia bisa saja mengikutsertakan anggota-anggota grupnya. Sehingga dapat terjadi, bahwa satu orang bisa dirasuki oleh lebih dari satu perasuk.

Biasanya yang dirasuk adalah orang yang awam dalam ilmu sihir. Sejauh yang dapat diamati, belum pernah ada ceritera tentang seorang praktisi ilmu sihir di kampung itu yang mengalami kerasukan. Ketika berada dalam alam kerasukan, orang yang bersangkutan tidak sadar akan dirinya sendiri. Dia berbicara atas nama orang yang merasukinya. Dalam banyak kasus, orang yang dirasuki berperilaku seperti orang yang merasukinya. 

Lantas bagaimana keadaan orang yang sedang merasuki seseorang? Ketika sedang merasuki seseorang, si perasuk pun dalam keadaan tidak sadar. Dia berada dalam keadaan tidur nyenyak. Dia baru terjaga dari tidurnya ketika orang yang dirasukinya mendatanginya. Keadaan tidur dan saat terjaganya ini sesuai dengan teori bahwa ketika sedang tidur nyenyak, jiwa seseorang bisa keluar dari tubuhnya, lalu melakukan perjalanan ke mana dia mau. Jiwa yang demikian bisa pergi ke masa lalu, bisa juga pergi ke masa depan. Dia juga bisa pergi ke alam baka. 

Orang-orang yang terlatih baik dalam teknik perjalanan astral dapat melakukan perjalanan itu dengan sengaja, dengan kendali utamanya ada pada pikirannya. Dengan demikian, dia bisa menentukan arah perjalanannya sesuai dengan kehendak pikirannya. Dia juga dapat menentukan kapan dia harus kembali ke dalam tubuhnya. Jika dia tidak dapat kembali ke dalam tubuhnya, maka tubuhnya mengalami kematian. Namun seorang pejalan astral tidak merasuki orang lain.

Seorang praktisi ilmu sihir tentu menguasai teknik semacam itu. Tetapi dia menggunakan teknik itu untuk masuk ke dalam tubuh orang lain. Yang masuk ke dalam tubuh orang lain itu adalah jiwanya, yang sudah dikuasai oleh kuasa gelap. Melalui tubuh orang yang dirasukinya jiwa yang gelap itu menyampaikan pesan atau informasi tertentu sesuai dengan keinginannya.

Apa yang terjadi pada Ice Oyang pada hari Rabu malam, 4 Maret 2009 itu adalah suatu kerasukan yang direkayasa sedemikian rupa untuk memenuhi keinginan para tersangka pembunuh Yoakim Gresituli Ata Maran agar mereka itu dapat menghindari diri dari tanggung jawab hukum.Istilah direkayasa di sini digunakan dalam dua pengertian, yaitu pertama dalam arti bahwa kerasukan itu dibuat-buat, kedua dalam arti bahwa pada malam tersebut tubuhnya berada dalam kontrol satu atau lebih praktisi ilmu sihir yang menguasi teknik merasuki orang lain. Ini tidak mengherankan mengingat di kampung Eputobi terdapat banyak praktisi ilmu hitam yang terus-menerus bereksperimen dengan teknik-teknik sihir mereka masing-masing.

Pada malam kejadian itu, dukun bernama Mari’ Sogen diminta bantuannya untuk menangani masalah kerasukan tersebut. Tanpa basa-basi nama Ardy Namang kemudian disebut sebagai perasuk. Yang mengherankan banyak pengamat ialah bahwa pada malam itu Ice Oyang, yang konon dalam keadaan kerasukan itu pergi ke rumah Mikhael Torangama Kelen. Di sana dia pun berlutut bersujud di hadapan si kepala komplotan pembunuh Yoakim Gresituli Ata Maran itu, lalu berkata begini, “Bapak-bapak ini tidak bersalah, saya Ardy Namang yang memukul Yoakim Maran hingga tewas.”

Kejadian ini secara jelas menampakkan skenario apa yang berada di balik kerasukan tersebut. Yang mengherankan lagi pada malam itu juga, ada orang yang berkubu ke pihak tersangka bermaksud mengambil sepeda motor dan mesin pemotong kayu milik Ardy Namang. Untung bahwa pada malam itu rumah Ardy Namang terkunci, sehingga kedua barang itu tidak jadi diambilnya.

Pada hari Kamis, 5 Maret 2009 sempat terjadi pertengkaran antara Kamilus dan Ardy Namang. Pada hari Kamis malam itu juga Kamilus bersama beberapa orang meluncur ke Polres Flores Timur di Larantuka untuk menggugat Ardy Namang. Salah seorang yang ikut serta dalam perjalanan ke Larantuka itu adalah seorang wanita berwajah bulat, yang mengaku diri sebagai pengurus desa Lewoingu. Kamilus tahu persis siapa orang itu, dan masyarakat Eputobi pun tahu persis siapa dia.

Pemanggilan Ardy Namang ke Polres Flores Timur dan keterangan yang diberikannya di hadapan penyidik telah mengagalkan skenario kerasukan tersebut. Pada hari Kamis, 12 Februari 2009, pak dukun cs akan berurusan dengan penyidik di Polres Flores Timur. Semoga pada hari itu nanti, pak dukun mau berceritera tentang orang-orang yang berada di balik skenario kerasukan itu. ***