Selasa, 17 Maret 2009

Jangan Ada Keraguan Lagi

 

Masihkah anda khawatir bahwa kasus pembunuhan Yoakim Gresituli Ata Maran dapat dikubur sedalam-dalamnya hingga tidak dapat diungkap hingga tuntas? Di kampung Eputobi di Flores Timur pada hari Minggu, tanggal 14 Oktober 2007, salah seorang pendukung setia kepala komplotan penjahat itu dengan congkak berkata kepada salah seorang anak keluarga Ata Maran begini, “Bilang bapakmu, kalian gali tanah sampai di mana pun, kalian tidak akan menemukan siapa pembunuhYoakim Maran.” Dengan kecongkakan yang kurang lebih sama, orang-orang yang pada waktu itu jelas terindikasi sebagai pelaku pembunuhan atas Yoakim Gresituli Ata Maran pun menantang sana menantang sini, membusung dada sana membusung dada sini. Pada waktu itu, mereka berusaha menampilkan diri sebagai orang-orang kuat yang tak mungkin tersentuh hukum.

Ada saja kalangan di kampung Eputobi dan sekitarnya yang sempat termakan pandangan bahwa kasus pembunuhan itu tidak dapat diungkap hingga tuntas, mengingat “gelapnya malam” yang menyelimuti Blou dan sekitarnya pada Senin malam, 30 Juli 2007 itu. Hingga kini masih ada kalangan yang mengkhawatirkan penggelapan kasus kejahatan itu, mengingat gencarnya upaya pihak tersangka untuk membuat penyangkalan demi penyangkalan. 

Yang kurang diperhatikan oleh banyak kalangan ialah “kenyataan” bahwa peristiwa pembunuhan itu terjadi dalam suasana “terang benderang.” Sehingga para pelakunya pun mudah ”dikenali.” Apa saja yang dilakukan oleh para penjahat itu di Blou dan sekitarnya pada malam itu dapat “diketahui.” Maka pihak keluarga korban pun dengan tenang berusaha menghadapi segala macam sandiwara penyangkalan yang dipentaskan oleh para penjahat itu selama ini. Pihak keluarga korban pun dengan tenang menghadapi tantangan-tantangan lain yang disodorkan oleh para penjahat itu.

Dalam rangka mencari kebenaran dan keadilan pihak keluarga korban mengembangkan metode-metodenya sendiri dengan tetap berpegang pada fakta-fakta. Kesetiaan akan fakta dan keyakinan akan dapat terungkapnya kasus pembunuhan tersebut memungkinkan terbukanya satu per satu tabir gelap yang sempat menyelimuti kasus kejahatan tersebut. Dan seiring dengan berlalunya waktu, maka semakin jelas pula tampak di hadapan kita sosok-sosok penjahat yang pada Senin malam, 30 Juli 2007, menghadang, mengeroyok, dan menganiaya hingga tewas Yoakim Gresituli Ata Maran.

Meskipun masih ada upaya dari pihak tersangka untuk mengkambinghitamkan orang-orang lain sebagai pembunuh Yoakim Gresituli Ata Maran, upaya mereka itu kini tak lagi memiliki nilai jual. Baru-baru ini salah satu anggota komplotan penjahat itu menawarkan secara tidak langsung damai kepada pihak keluarga korban dengan cara licik. Kelicikannya nampak dari kata-katanya, “Saya mau damai. Benar bahwa kematian Yoakim Maran itu akibat pembunuhan. Tetapi pembunuhnya masih bebas berkeliaran.” Sebagai salah satu pentolannya, dia memang perlu mengkambinghitamkan orang lain. Tetapi siapakah yang mau percaya akan isi kata-kata semacam itu?

Kepada anda yang tidak percaya atau masih merasa ragu bahwa Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya yang membunuh Yoakim Gresituli Ata Maran pada Senin malam, 30 Juli 2007, saya ingin mengajak anda untuk melepaskan ketidakpercayaan atau pun keraguan anda dalam hal tersebut. Fakta-fakta yang ada secara jelas menunjukkan bahwa Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya itulah yang membunuh Yoakim Gresituli Ata Maran.

Kini seluruh lapisan masyarakat beradab di seluruh kawasan Lewoingu sedang menunggu datangnya hari-hari penghakiman dan penghukuman bagi para penjahat itu. ***