Minggu, 04 Juli 2010

Obi Kumanireng Blikololong dan utang darah ayahnya

 

Gara-gara tekena gangguan jiwa dan dianggap merepotkan orang-orang sekitar, Obi Kumanireng Blikololong dipasung oleh ayahnya. Sebelum dipasung, tiap hari dia mendatangi rumah si kepala komplotan pembunuh Yoakim Gresituli Atamaran. Di situ “kata-kata indah” yang memekakkan kuping si kepala komplotan penjahat itu meluncur dengan sendirinya dari mulutnya.

Kepada ayahnya, Obi pernah mengatakan, “Gara-gara perbuatan kamu, maka saya jadi begini.” Mendengar itu, si ayah pura-pura bertanya, “Perbuatan saya yang mana yang membuat kamu jadi begini.” Kepada ayahnya, Obi juga sering mengingatkan, “Ini urusan darah dan nyawa, ini bukan urusan uang atau harta.” Tapi hingga kini, kata-kata Obi itu tidak dihiraukan oleh ayahnya. Pertanyaannya tentang apa saja yang dibicarakan dalam rapat-rapat yang digelar di rumahnya pun tidak dihiraukan oleh ayahnya.

Selama mengalami gangguan mental, Obi sering berbicara tentang kasus pembunuhan terhadap Yoakim Gresituli Atamaran. Entah dari mana sumber informasinya. Yang jelas apa yang dia katakan dan dia peragakan itu sesuai dengan apa yang menimpa Yoakim Gresituli Atamaran di Blou pada Senin malam, 30 Juli 2007. Tetapi ayahnya, tampaknya, tidak mau perduli dengan apa yang dikatakan anaknya. Si ayah lebih berkonsentrasi pada upaya agar kesehatan anaknya dapat dipulihkan.

Maka didatangkanlah orang-orang pintar ke rumahnya. Alasan-alasan sakitnya coba dicari. Ditemukan sejumlah alasan. Ada beberapa alasan yang sempat dibocorkan ke publik. Tetapi alasan-alasan lainnya  dirahasiakan hingga kini. Salah satu alasan yang telah diketahui oleh publik di Eputobi ialah bahwa yang diderita Obi bukan sakit mental biasa, tetapi karena ketidakjujuran ayahnya tentang darah orang tidak bersalah yang telah berhasil ditumpahkannya. Dikatakan, bahwa selama ayah Obi tidak jujur, maka Obi akan tetap menderita sakit. Sakitnya akan sembuh, jika si ayah mau jujur, artinya jika si ayah mau mengakui bahwa dia telah menumpahkan darah orang yang tidak bersalah itu.

Karena terkait dengan penumpahan darah orang yang tidak bersalah, maka orang-orang pintar yang bersangkutan pun angkat tangan ketika mereka diminta untuk memulihkan kesehatan Obi. Bagi mereka, obat untuk memulihkan sakit Obi adalah kejujuran ayahnya.

Ya, pada tanggal 20 Mei 2007, dalam perjalanan ke kantor polisi di Boru dalam rangka urusan perkara korupsi uang iuran pasar desa Lewoingu, ayah Obi pernah mengancam, “Jika kepala desa terpilih tidak dilantik akan terjadi pertumpahan darah.” Karena hingga Juli 2007, kepala desa terpilih belum juga dilantik, dan karena Yoakim Gresituli Atamaran dkk dituduh sebagai penghalangnya, maka pada hari Senin malam, 30 Juli 2007, aksi penumpahan darah direalisasikan di Blou, yang terletak di antara Wairunu dan Lewolaga.

Utang darah itu yang perlu ditebus, termasuk oleh ayah Obi. Tetapi justru ayah Obi termasuk orang yang paling getol berkasak-kusuk untuk menutup aksi penumpahan darah di Blou itu. ***