Selasa, 22 Desember 2009

Posisi jenazah korban yang dibunuh oleh Mikhael Torangama Kelen dkk

 IMAG0008

Gambar di atas memperlihatkan seperti apa posisi jenazah Yoakim Gresituli Ata Maran ketika ditemukan oleh Moses Hodung Werang pada Selasa pagi, 31 Juli 2007, pukul 09.00 waktu setempat di dalam parit di Blou yang terletak di antara Wairunu dan Lewolaga di Flores Timur, NTT. Gambar ini dibuat berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Moses Hodung Werang.

Perhatikan bahwa posisi jenazah korban seperti orang sedang tidur dengan sisi kiri badan menyentuh lantai parit, wajahnya menghadap ke selatan. Ketika ditemukan kakinya tidak lagi mengenakan sandal. Di bawah kepala korban terdapat genangan darahnya. Luka parah hanya terdapat di kepala dan wajahnya. Tidak terdapat cedera pada bagian badannya yang lain. Kancing celana jeannya terbuka. Ini terjadi, karena kemaluannya pun dikerjai juga oleh salah seorang penjahat. Dengan cara itu dia sungguh-sungguh dipermalukan.

Jenazahnya berada pada posisi yang lebih rendah ketimbang posisi sepeda motor Yamaha Jupiter yang diposisikan dengan rapih di sebelah utara korban. Roda depan sepeda motor itu menyentuh batang lamatoro. Kunci kontak sepeda motor itu dalam posisi off. Dan ketika di-on-kan, posisi giginya dalam keadaan netral. Sepeda motor itu dalam keadaan utuh, tidak mengalami kerusakan. Setelah diangkat dari dalam parit, sepeda motor itu langsung dapat dikendarai oleh seorang anak muda menuju Pos Polisi Titehena di Lewolaga.

Posisi  jenazah korban dan posisi sepeda motor di dalam parit itu serba rapih. Darahnya tampak pada dinding deker (gorong-gorong) yang berada pada posisi yang lebih tinggi. Darahnya juga ditemukan di pondok milik bapak Stanis Lewoema. Semua ini menunjukkan bahwa kematiannya bukan akibat kecelakaan lalulintas, tetapi karena pembunuhan.

Seorang saksi mata menuturkan bahwa pada Senin malam, 30 Juli 2007 sepeda motor itu berada di pinggir jalan di dekat korban yang sedang terkapar. Petrus Naya Koten menuturkan pula keberadaan saksi itu. Saksi itu pun mengenal Petrus Naya Koten. Ceritera mereka berdua saling bersesuaian.

Setelah berhasil membuat Yoakim Gresituli Ata Maran menjadi sekarat, para pelakunya menyeretnya dan meletakkan tubuhnya yang telah tak berdaya di dalam parit. Di situ menjelang pagi hari Selasa, 31 Juli 2007, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di dunia ini. Sedangkan sepeda motor Yamaha Jupiter yang dikendarainya pada Senin malam, 30 Juli 2007 itu baru diturunkan ke dalam parit pada Selasa pagi, 31 Juli 2007. Sebelum diturunkan ke dalam parit, sepeda motor itu diparkir di pinggir jalan sedikit di sebelah timur deker. Untuk menurunkan sepeda motor itu ke dalam parit diperlukan tenaga beberapa orang. Seorang tukang ojek dari kampung Eputobi bertemu dan sempat berbicara dengan dua orang di tempat kejadian perkara. Itu terjadi pada pukul 06.00 waktu setempat, pagi hari Selasa, 31 Juli 2007.

Karena diposisikan, maka posisi jenazah korban dan posisi sepeda motor Yamaha Jupiter itu pun rapih. Semua itu adalah hasil kreasi Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya. Sepandai-pandai dia dkk merekayasa bahwa kematian Yoakim Gresituli Ata Maran itu murni karena kecelakaan lalulintas, tetapi tempat kejadian perkara justru berbicara bahwa dia dkknyalah  yang pada Senin malam, 30 Juli 2007, menghabisi orang yang tak bersalah itu.

Dengan melihat gambar terpampang di atas, Mikhael Torangama Kelen dkk tentu ingat akan kesibukan mereka pada Selasa pagi, 31 Juli 2007, di Blou. Tetapi saya juga yakin bahwa gambar terpampang di atas pun menimbulkan rasa takut yang luar biasa dalam diri mereka, termasuk dalam diri aktor intelektualnya. ***