Sabtu, 25 September 2010

Siapa Yang Sudah Keluarkan Banyak Uang?

 

Dengan apa pihak tersangka pembunuh Yoakim Gresituli Ata Maran berusaha mengganjal proses hukum atas Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya? Jawabannya terserah anda. Tapi coba ikuti dulu apa yang ditulis dalam baris-baris berikut ini. Dalam baris-baris di bawah ini anda bisa mengikuti seperti apa upaya salah satu pentolan penjahat Eputobi itu untuk merekayasa kasus pembunuhan tersebut menjadi kasus kecelakaan lalu lintas, dan dengan sarana apa dia berusaha membebaskan Mikhael Torangama Kelen dan tiga anak Lamber Liko Kumanireng dari jerat hukum. Sebut saja pentolan yang dimaksud dengan Pak D.

Sebelum Mikhael Torangama Kelen dan tiga anggota komplotannya ditangkap dan ditahan di Polres Flores Timur, media cetak daerah mempublikasikan kasus pembunuhan tersebut dalam serangkaian tulisan. Publikasi kasus kejahatan tersebut membuat Mikhael Torangama Kelen dan anggota-anggota komplotannya, termasuk pentolan mereka yang bekerja di belakang layar, menjadi sangat gusar dan ketakutan. Sebelumnya, mereka mengira bahwa urusan kejahatan tersebut sudah dibereskan dengan pernyataan dari oknum polisi K. Melki Bagailan dan Abdul Syukur bahwa kematian Yoakim Gresituli Ata Maran murni karena kecelakaan lalu lintas.

Di tengah ramainya pemberitaan tentang kasus pembunuhan tersebut, terjadi obrolan tentang kasus pembunuhan tersebut di antara beberapa orang Eputobi yang sedang berada dalam perjalanan pulang dengan angkutan umum dari kota Larantuka ke kampung Eputobi. Terlibat aktif dalam obrolan tersebut adalah seorang pensiunan guru yang berkubu ke kepala komplotan penjahat Eputobi. Dia tidak setuju ketika mendengar pernyataan lawan bicaranya bahwa kematian Yoakim Gresituli Ata Maran itu akibat pembunuhan. Kata pensiunan guru itu kepada lawan bicaranya, “Tidak, bukan pembunuhan. Pak D sudah atur agar kematian Yoakim Gresituli Ata Maran itu dianggap sebagai kecelakaan lalu lintas.”

Pada suatu hari lain, setelah Mikhael Torangama Kelen, Yoakim Tolek Kumanireng, Yoka Kumanireng, dan Laurens Dalu Kumanireng ditangkap dan ditahan di Polres Flores Timur, Pak D yang disebut dalam obrolan tersebut di atas melakukan pembicaraan melalui saluran telepon seluler dengan seseorang. Kepada lawan bicaranya dia mencek perkembangan penanganan perkara pembunuhan tersebut. Setelah mendengar jawaban dari lawan bicaranya, Pak D sempat ngomel-ngomel begini,  “Bagaimana kerja begini? Kami sudah keluarkan banyak uang.” Sesudah mengatakan demikian, Pak D lalu meminta kepada lawan bicaranya agar Mikhael Torangama Kelen dan tiga rekannya yang sedang ditahan di Polres Flores Timur itu dibebaskan.

Anda sudah tahu jawaban atas pertanyaan di atas, bukan? Dan mungkin anda pun sudah tahu siapakah Pak D. Pak D adalah orang yang terbilang sangat sibuk dalam perencanaan pembunuhan terhadap Yoakim Gresituli Ata Maran. Dia juga sibuk mengikuti jalannya peristiwa pembunuhan yang terjadi di Blou itu. Dia juga sangat sibuk berjuang untuk merekayasa kasus pembunuhan tersebut menjadi kasus kecelakaan lalu lintas. Setelah rekayasa itu gagal, dia berjuang untuk mengganjal proses hukum atas keempat tersangka tersebut. Dengan apa? Ya, dengan uang. Dia berpikir, lebih baik keluarkan uang daripada terkena proses hukum. Soalnya, kalau proses hukum berhasil dilanjutkan, dirinya akan terkena juga.

Karena telah mengeluarkan banyak uang, Pak D pun berani mendesakkan permintaannya kepada lawan bicaranya untuk membebaskan keempat tersangka dari tahanan. Tetapi hanya untuk sementara saja Pak D tampak berhasil. Setelah mengeluarkan banyak uang untuk urusan jahat tersebut, Pak D justru semakin dilanda ketidaktenangan dan ketakutan. Dia yang sebelumnya lincah ke mana-mana, belakangan ini lebih sering mengisolasi diri dan lebih banyak mengurung diri di rumahnya. Dalam kesendiriannya, dia barangkali masih menghitung-hitung berapa banyak lagi uang yang perlu dikeluarkan untuk urusan jahat tersebut. ***